Kehadiran platform asing, seperti Netflix dan Disney +, membuat persaingan layanan video kian memanas. Para pengelola platform kini juga mulai memproduksi konten orisinal yang melibatkan sineas dalam negeri, selain memutar film-film lokal. Artinya, memiliki konten orisinal kini menjadi kebutuhan, bukan lagi faktor pembeda.
Menurut riset yang dilakukan konsultan pemasaran digital TradeDesk dan Kantar (thetradedesk.com), total waktu menonton yang dihabiskan seluruh pelanggan layanan video on demand (VOD) di Indonesia mencapai 3 miliar jam per bulan. Jumlah pelanggan diperkirakan mencapai 66 juta orang, dengan 43% di antaranya menyatakan akan tetap berlangganan meski pandemi sudah berakhir.
Meski Indonesia memiliki jumlah pelanggan tertinggi di Asia Tenggara, riset menyebutkan tingkat penetrasi platform VOD di Indonesia hanya 24%. Artinya, ruang untuk tumbuh kembang masih terbuka lebar. Maka, tidak mengherankan jika pengelola platform VOD asing, seperti Netflix, Disney +, HBO Go, dan Amazon Prime, memutuskan untuk masuk ke Indonesia. Lionsgate Play juga menyatakan akan hadir di Indonesia, menurut dailysocial.id.
Baik GoPlay maupun Vidio sama-sama menyatakan bahwa bisnis mereka berkembang selama 2020. Rezki Yanuar, Chief Marketing Officer Vidio, menyatakan bahwa perusahannya memiliki 60 juta pengguna aktif bulanan (MAU) selama 2020. Angka tersebut diklaim bertambah 150% dari tahun sebelumnya. Merujuk riset Media Partners Asia (MPA), Vidio diperkirakan memiliki 1,1 juta pelanggan berbayar pada 2020.
Sementara itu, CEO GoPlay Edy Sulistyo menyatakan, waktu streaming di layanannya meningkat sepuluh kali lipat dibanding 2019. Ia enggan menyebutkan jumlah pelanggannya saat ini. Selain fokus di ranah live event, GoPlay juga bekerja sama dengan beberapa label rekaman, serta penyelenggara acara untuk menggelar konser virtual atau festival musik. GoPlay juga melakukan review film yang melibatkan sutradara atau aktor di dalamnya, sehingga pelanggan dapat berinteraksi langsung dengan pembuat konten. GoPlay telah menambahkan fitur interaktif untuk membuat interaksi lebih beragam, baik di antara penonton maupun di antara penonton dan pembuat konten. Beberapa fitur tersebut, antara lain, fitur chat, pengiriman hadiah virtual, hingga pemberian tip (id.techinasia.com).
Sumber:id.techinasia.com
Disney + berhasil mengungguli pemain yang sudah hadir di Indonesia, yang memiliki 2,5 juta pelanggan yang membayar di Tanah Air, terbanyak di antara platform lainnya. Viu memiliki 1,5 juta pelanggan, Vidio dengan 1,1 juta pelanggan, dan Netflix dengan 850.000 pelanggan. Empat platform ini berkontribusi sekitar 85% dari total 7 juta pelanggan berbayar VOD di Indonesia.
Terkait keberhasilan Disney + meraih subscriber dalam waktu tiga bulan, itu ada dua faktor. Pertama, Disney + bekerja sama langsung dengan Telkomsel, penyedia layanan telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia. Langkah ini membantu Disney + untuk mempromosikan layanannya dan menembus pasar dengan cepat, sebagaimana dikutip dailysocial.id.
Kedua, harga langganan relatif terjangkau dibandingkan dengan penyedia jasa asing lainnya di Indonesia. Paket langganan Disney + mulai dari Rp39.000 per bulan, lebih murah dari Amazon Prime dengan harga US$4,99 (sekitar Rp85.000) dan Netflix dengan Rp49.000 per bulan untuk paket seluler, atau Rp109.000 untuk paket standar (non -HD).