Pada edisi yang lalu saya sudah menulis tentang aplikasi media sosial berbasis audio baru yang disebut Clubhouse. Aplikasi ini dikembangkan oleh pengusaha Silicon Valley, Paul Davison dan mantan karyawan Google, Rohan Seth. Obrolan audio berbasis Clubhouse ini seperti obrolan radio dalam panggilan konferensi. Aplikasi Clubhouse saat ini hanya tersedia di iPhone. Versi Android masih dalam pengembangan. Jadi, kalau ada aplikasi Clubhouse untuk Android sudah pasti hoax (techcrunch.com).
Situs clubhouse palsu ini beralamat di joinclubhouse [.] Mobi yang sekilas sangat mirip dengan alamat resmi situs Clubhouse (joinclubhouse.com). Halaman utama juga mengatakan, pengguna dapat bergabung jika mereka telah menerima undangan dari salah satu anggota. Jika situs asli mengalihkan pengguna ke App Store, situs palsu ini meminta pengguna untuk men-download-nya di Play Store. Namun, begitu pengguna mengklik tombol ‘Get it on Google Play’, aplikasi jahat tersebut otomatis diunduh ke ponsel (kumparan.com).
Meski terlihat sangat mirip, ada beberapa hal yang menandakan bahwa situs ini tidak resmi dan berbahaya. Seperti penggunaan HTTP yang lebih aman dan bukan koneksi HTTPS, serta penggunaan domain .mobi. Setelah mengunduh aplikasi Clubhouse palsu ini, ponsel Anda akan disusupi oleh trojan bernama BlackRock. Malware ini merupakan varian dari trojan LokiBot yang menyerang aplikasi keuangan dan perbankan, serta ratusan aplikasi populer lainnya.
Malware ini bisa mencuri username dan password untuk 458 aplikasi terkenal, seperti Twitter, WhatsApp, Facebook, Amazon, Netflix, eBay, Coinbase, Outlook, dan masih banyak lagi. Oleh karena Clubhouse belum meluncurkan aplikasi resmi untuk Android, peneliti keamanan cyber meminta pengguna untuk berhati-hati. Akan ada lebih banyak aplikasi clubhouse palsu yang bermunculan di masa mendatang (inet.detik.com).
Jika Anda merupakan pengguna Android, dan kemungkinan besar tertarik untuk mencoba Clubhouse, jangan khawatir. Popularitas Clubhouse yang meroket membuat banyak perusahaan teknologi berlomba-lomba mengembangkan kloningan. Seperti Instagram yang baru-baru ini sedang mengembangkan fitur ‘ruang audio’ (screenrant.com). Instagram bukan satu-satunya platform media sosial yang berkontribusi pada perkembangan desain Clubhouse. Baru-baru ini, Twitter merilis fitur obrolan audio yang disebut Spaces dalam versi beta untuk pengguna Android dan iOS (techcrunch.com).
Perusahaan induk TikTok, ByteDance, juga mengembangkan aplikasi yang mirip dengan Clubhouse. Selain itu, Xiaomi juga menghidupkan kembali aplikasi Mi Talk menjadi aplikasi audio chat khusus untuk para profesional (businessinsider.com).