Kategori
Saran Start-Up

Apa tantangan bagi startup baru untuk menarik karakter GenZ?

Seperti yang pasti sudah sering kamu lihat di berita dan media sosial, generasi sekarang dibedakan dengan istilah Baby Boomers, Gen X, Gen Y (Milenial), dan Gen Z. Meski lumrah, ada juga yang masih belum bisa membedakan.

Pada tahun 2021 pembagian generasi adalah sebagai berikut:

– Baby Boomers: Lahir antara 1944 dan 1964 dan saat ini berusia 57 hingga 77 tahun.

– Gen X: Lahir antara 1965 hingga 1979 dan saat ini berusia 42 hingga 56 tahun.

– Gen Y / Millennial: Lahir antara 1980 dan 1994 dan saat ini berusia antara 27 dan 41 tahun.

– Gen Z: Lahir antara 1995 dan 2015 dan saat ini berusia antara 6 dan 26 (cosmopolitan.co.id).

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2020 (sensus.bps.go.id), proporsi penduduk pada kategori Gen Z sekitar 27,9 persen dari total penduduk di tanah air.

Sebuah survei dari futureplay.co menunjukkan bahwa minat Gen Z untuk mencoba platform atau aplikasi baru, terutama untuk belanja online, sangat kecil, hanya mencapai 12,7 persen.

Lebih dari 63 persen responden mengatakan mereka tidak tertarik untuk mencoba platform baru tersebut. Sedangkan 12,7 persen sisanya memilih tetap menggunakan layanan digital lama namun dengan pendekatan berbeda, seperti melakukan pembelian dari penjual lain. Riset dari FuturePlay ini juga menemukan kecenderungan Gen Z Indonesia untuk menjadi konsumen pasar yang konservatif, yang dapat menyulitkan startup yang sedang mengembangkan produk atau layanan baru untuk pengadopsi awal.

Hasil survei FuturePlay menunjukkan bahwa sekitar 62 persen responden Gen Z di Tanah Air tertarik pada aktivitas transaksi non tunai karena kemudahan yang ditawarkannya. Selain terbilang ringkas, metode pembayaran ini juga dinilai menawarkan keunggulan tersendiri berkat promo harga diskon dan sistem poin yang disediakan. Pada segmen e-commerce, responden dari Gen Z sebagian besar merupakan konsumen e-commerce yang suka berbelanja produk fashion dan kecantikan. 89 persen responden mengaku berbelanja lebih dari sekali dalam sebulan, dan 50 persen dari mereka mengaku berbelanja lebih dari tiga kali per bulan, baik di platform marketplace e-commerce maupun di media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *